Bagi para orang tua, pasti sangat mengkhawatirkan bagaimana anak kalian akan tumbuh kembang. Semua orang yang baru menjadi orang tua pun merasakan hal yang sama. Ada rasa kekhawatiran, akan seperti apa anakku nanti. Apakah dia normal? Apakah dia dapat berbaur dengan teman-temannya? Apakah dia menikmati sekolahnya. Pasti ada banyak sekali pertanyaan dan kekhawatiran di kepala para orang tua. Dan itu wajar. Berikut ini cara mengatasi rasa khawatir yang berlebih, dan merespon kekhawatiran kalian soal anak kalian.
Mencoba mendetreksi pikiran kalian para orang tua dengan ngobrol bersama anak. Menanyakan minatnya. Memberikan dia kesempatan mencoba banyak hal Jangan takut untuk anak jatuh, luka, sakit, menangis, takut, kaget, dan lain-lain. Karena itu adalah proses dari pencarian jati diri dan minat. Dia harus mengalami semua itu untuk mengetahui apa minat mereka. Apa keinginan mereka. Dan itu juga akan membuat mereka semakin kuat. Baik fisik dan mental. Karena itu adalah modal paling penting saat membesarkan anak.
Biarkan mereka mengeksplore hal baru. Berikan mereka kebebasan untuk berlari kesana kemari. Biarkan mereka mengulik hal yang mereka temukan. Berikan mereka waktu untuk mengamati dan memahami dengan sendiri. Karena disitu akan terlihat sebera besar minat dan rasa keinginan tahuan si anak akan hal tersebut. Jika sudah temukan, mulai dengan membelikan alat-alat yang mendukungnya untuk mengasah minatnya tersebut. Sehingga dia mulai mengenal dan pelajari setiap unsur benda yang ada.
Berikan dia kebebasan untuk memilih mimpi mereka. Biarkan mereka menemukan jati diri mereka, minat mereka. Jangan paksakan keinginan orang tua. Walaupun kalian merasa itu yang terbaik untuk anak. Memang pada dasarnya semua orang tua mengharapkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Sehingga orang tua akan merencanakan matang-matang masa depan anak. Tapi kembali lagi, apakah anak mau, dan suka dengan hal tersebut? Jika itu hanya membuatnya terkekang dan sulit untuk berkegiatan, ya jangan paksakan.
Karena toh yang akan menjalani hidupnya ya dirinya. Bukan orang tua. Orang tua hanya sebatas membimbing, memberikan fasilitas, dan membantu apa yang bisa dibantu.