Mengatur Jadwal Saat Mendaki Gunung Sangat Penting

Pusing banget karena pikiran dibagi bagi antara jadwal gunung, jadwal temen nikah, deadline foto, deadline video, tugas kerjaan, janji ponakan2, dan serentetan rutinitas yang nggak kelaksana2 seperti ngumbaih dan bersihin kamar. Gawe cengele lara, tapi semua itu bisa tersamarkan ketika membayangkan Raung, Kerinci, Latimojong dan teman2nya.

Ketika sang fajar bertemu manusia pemalas, lahirlah sehelai harapan baru untuk menapaki rutinitas yang dirasa bisa mengubahnya menjadi manusia yang agak tidak malas. Sikat gigi misalnya. Kalau sudah camping di gunung itu rasanya pengen banget duduk menikmati indahnya alam. Beberes dan packing adalah hal yang paling malas aku lakukan jika akan turun gunung.

Tidak jarang juga jika sampai di gunung aku akan menikmati waktuku dengan membaca buku. Cobain deh baca buku di gunung, rasanya sangat seru sekali. Ketenangan alam bersama suara daun yang tertiup angin sangat menyegarkan otak dan membuatku semakin lebih bersemangat membaca buku.

Mas Aldi, suatu waktu aku sempet bikin instastory subjudul bukumu “Gitanjali”, dan responnya bagus banget! Banyak banget yang tanya itu buku apa, siapa, bahkan ada yang sedikit mengancam (?) buat cepetan membocorkan buku macam apa itu. Sekilas tentang buku ini bahwa aku menemukan salah satu sifatku pada Ed (tokoh utama), sifat “ingin dicari, ditemukan, dibawa pulang kembali”.

Bahkan kelakuan kekanakan itu masih aku miliki sampai sekarang diumurku yang seharusnya bisa dibilang dewasa. Tapi bedanya, dia menyadari selagi muda dan menguburnya dalam – dalam. Dan aku walaupun sudah sadar, tapi masih mau menikmati dan bermain-main dengannya.

Apa makna dari sebuah perjalanan? Apa tujuan dari sebuah perjalanan? Apa hanya sekedar foto dan menunjukannya di media sosial? Untuk apa kau lakukan perjalanan sampai ke ujung dunia jika tidak ada kemauan untuk merubah sifat jelekmu? Sebegitu burukkah perjalananmu sehingga tidak ada hal yang bisa kau dapat dari makna sebuah perjalanan? Begitulah yang aku baca dari seorang Ed, lelaki pendaki gunung dengan seribu ceritanya yang syarat makna.