Biasanya kita bisa lihat pada beberapa anak muda, dan tidak jarang orang dewasa pun ada yang seperti itu. Biasanya jika di umur masih muda, di usia abg. Saat orang-orang mulai tumbuh menjadi dewasa, sedang mencari jati diri. Biasanya mereka akan mengalami momen ini. Dimana mereka akan mulai memiliki cara berpikir sendiri, memiliki selera dan pemikiran sendiri. Sehingga membuat beberapa orang itu berbeda, menjadi seseorang yang anti mainstream. Yang tidak seperti umumnya orang-orang.
Menjadi Seseorang Anti Mainstream Itu Oke Tapi Terlalu Idealis Juga Tidak Baik
Itu bagus saja. Karena bisa menjadi pembeda di antara persamaan yang ada. Dan membuktikan kalian berani menjadi berbeda. Berani untuk mengekspresikan keinginan dan pemikiran kalian yang berbeda pada umumnya. Dan itu baik. Karena ada pandangan berbeda, ada perbedaan pendapat. Dan biasanya orang seperti itu memiliki pendirian yang kuat. Dan itu bagus. Mereka menjadi seseorang yang idealis. Tapi terlalu idealis juga tidak baik. Biasanya anak muda, mereka masih memiliki emosi yang masih menggebu-gebu. Memiliki ambisi yang kuat dan besar.
Sehingga saat mereka menjadi seseorang yang idealis, mereka terlalu into it. Sehingga membuat mereka sulit menerima kritik dan saran. Padahal itu penting untuk membuat kita sebagai manusia bisa menjadi lebih baik. Dan tidak jarang orang dewasa dan orang tua pun berlaku seperti itu. Terlalu idealis, terlalu keras, berpegang teguh dengan pendirian mereka. Sehingga membuat mereka tertutup dari orang lain. Tertutup akan segala masukkan, saran, kritikan. Sehingga membuat mereka menjadi seseorang yang keras kepala.
Orang yang terlalu idealis akan sulit berkembang, dan sulit untuk beradaptasi dengan kondisi, lingkungan, perkembangan. Akan sangat sulit. Sehingga jika kita perhatikan, orang yang terlalu idealis, mereka sulit menjadi orang yang sukses dan besar. Padahal keinginan mereka untuk menjadi seorang yang sukses dan besar sangat besar, sebesar dan sekuat mereka memegang pendirian mereka. Tapi itu, tidak dapat menerima pendapat orang lain, membuat mereka tetap tidak bisa menjadi siapa-siapa.